Sunday, June 16, 2013

Kutipan Novel “Rembulan Tenggelam di Wajahmu” –Tere Liye

Berikut adalah kutipan-kutipan dari novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye:


Tidak ada niat baik yang boleh dicapai dengan cara buruk, dan sebalinya tidak ada niat buruk yang berubah baik meski dilakukan dengan cara-cara baik.
Hal. 68

Kalian mungkin memiliki masa lalu yang buruk, tapi kalian memiliki kepal tangan untuk mengubahnya. Kepal tangan yang akan menentukan sendiri nasip kalian hari ini, kepal tangan yang akan melukis sendiri masa depan kalian.
Hal. 96

Tidak ada cara buruk untuk berbuat baik.
Hal. 110

Sungguh hidup tak ada bedanya dengan hutan rimba. Siapa kuat, dia berkuasa. Urusan masing-masing, tak ada nurani tergerakkan untuk membantu.
Hal. 132

Kehidupan ini selalu adil. Keadilan langit mengambil berbagai bentuk. Meski tidak semua bentuk itu kita kenali, tapi apakah dengan tidak mengenalinya kita bisa berani-beraninya bilang Tuhan tidak adil?
Hal. 172

Hanya orang-orang dengan hati damailah yang bisa menerima kejadian buruk dengan lega.
Hal. 213

Berharap sedikit memberi banyak. Maka kau akan siap menerima segala bentuk keadilan Tuhan.
Hal. 201

Kita bisa menukar banyak hal menyakitkan yang dilakukan orang lain dengan sesuatu yang lebih hakiki, lebih abadi. Rasa sakit yang timbul karena perbuatan aniaya dan menyakitkan itu sementara. Pemahaman dan penerimaan tulus dari kejadian meyakitkan itulah yang abadi.
Hal. 212

Apa pun bentuk kehilangan itu, ketahuilah, cara terbaik untuk memahaminya adalah selalu dari sisi yang pergi. Bukan dari sisi yang ditinggalkan.
Hal. 315

Hidup benar-benar lelucon.
Hal. 324

Terkadang tempat teraman adalah tempat yang paling berbahaya, sebaliknya terkadang tempat paling berbahaya adalah tempat yang disangka paling aman.
Hal. 327-328

Betapa dunia ini, sehebat apa pun dia, setinggi apa pun dia, ternyata sejengkal pun, tidap sehasta pun yang akan dibawa mati.
Hal. 383

Terkadang kesunyian bisa membunuh.
Hal. 398

Katika kau merasa hidupmu menyakitkan dan merasa muak dengan semua penderitaan maka itu saatnya kau harus melihat ke atas, pasti ada kabar baik untukmu, janji-janji, masa depan. Dan sebaliknya, ketika kau merasa hidupmu menyenangkan dan selalu merasa kurang dengan semua kesenangan maka itulah saatnya kau harus melihat ke bawah, pasti aada yang lebih tidak beruntung darimu. Hanya sesederhana itu. Dengan begitu, kau akan selalu pandai bersyukur.
Hal.416-417
Load disqus comments

0 komentar